Gunung Gamalama merupakan salah satu gunung api yang ada di Provinsi Maluku Utara. Selain gunung ini, masih ada Gunung Gamkonora di Kabupaten Halmahera Barat, Gunung Ibu dan Gunung Dakona yang berada di Kabupaten Halmahera Utara, dan Gunung Kiebesi di Halmahera Selatan. Gunung Gamalama sendiri terletak di Pulau Ternate dan memiliki ketinggian sekitar 1.715 m dpl (di atas permukaan laut).
Gunung Gamalama, yang juga kerap disebut sebagai puncak Ternate, merupakan sebuah stratovolkano, yakni gunung berapi yang tinggi dan mengerucut, yang terdiri atas lava dan abu vulkanik yang mengeras. Gunung yang berdiameter 11 km ini, memiliki danau kawah dan kawah ganda. Gunung Gamalama, juga merupakan salah satu gunung api di Indonesia yang masih aktif. Seperti yang tertulis dalam www.geocities.com, sejak tahun 1538 M hingga saat ini, Gunung Gamalama telah menyemburkan laharnya lebih dari 70 kali. Enam di antaranya, menyebabkan bencana alam, yakni pada tahun 1771—1772 yang menewaskan sekitar 30 orang, sekitar 1.300 orang yang tewas akibat gelombang badai yang disebabkan letusan di tahun 1775, dan letusan di tahun 1962 memakan korban sekitar lima orang. Terakhir kali, gunung ini memuntahkan isi perutnya pada tahun 2003 namun tidak memakan korban.Di dalam masyarakat Ternate sendiri, terdapat sebuah ritual mengelilingi Gunung Gamalama. Dalam ritual bernama Kololi Kie ini, masyarakat mengelilingi Gunung Gamalama, seraya memanjatkan doa untuk memohon keselamatan dan kesejahteraan rakyat Ternate. Selain itu, Kololi Kie juga merupakan upacara penghormatan terhadap para leluhur Ternate. Kololi Kie sendiri, diadakan sekali dalam setahun, setiap bulan April.
Oleh masyarakat setempat, Gunung Gamalama dipercaya memiliki banyak nilai-nilai keramat. Tak heran jika banyak mitos yang beredar, dan semakin memperkuat kekeramatan gunung ini. Semisal, masyarakat setempat selalu menyarankan pada sebuah tim yang berencana mendaki Gunung Gamalama agar memiliki jumlah anggota yang genap. Sebelum mendaki pun, sebisa mungkin untuk berdoa, agar tidak mengalami halangan dalam perjalanan.
Meski terkesan berbahaya, namun Gunung Gamalama menyimpan pesona kecantikan yang luar biasa. Maka, tak heran jika banyak para penjelajah alam yang sangat tertarik untuk mendaki gunung ini. Hamparan kebun cengkeh dan pala, akan menemani para pendaki selama perjalanan menuju puncak. Begitu sampai di puncak gunung, para pendaki dapat melihat landscape Pulau Ternate. Tak hanya itu, beberapa pulau lainnya, seperti Pulau Tidore, Pulau Halmahera, dan Pulau Maitara, dapat terlihat dari sini.
Selain pemandangan yang mempesona, para pendaki juga akan menemui tempat-tempat unik di gunung tersebut. Di antaranya adalah mata air dalam lekukan batu seluas loyang besar, yang oleh masyarakat setempat disebut dengan mata air Abdas. Konon, mata air ini dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Maka, tak heran jika masyarakat Ternate begitu mengkeramatkan mata air ini. Sehingga, ada aturan tertentu untuk mengambil air dari mata air Abdas, yakni tidak boleh berebutan, dan tiap-tiap orang hanya diperbolehkan mengambil satu botol.
Selain mata air Abdas, tempat menarik lainnya adalah kuburan leluhur masyarakat Ternate, yang sudah berumur ratusan tahun. Belum diketahui, kenapa kuburan tersebut bisa ada di puncak Gunung Gamalama. Namun yang pasti, masyarakat Ternate sangat mengeramatkan kuburan tersebut. Banyak masyarakat Ternate yang mendaki Gunung Gamalama untuk berziarah di makam leluhur ini.
Gunung Gamalama terletak di Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara, Indonesia. Jika ingin melakukan pendakian, jalur pendakian dapat diakses dari beberapa desa di sekitarnya, seperti Desa Moya, Desa Malikurubu, dan Desa Akehuda. Namun, dari ketiga desa ini, jika ingin jalur pendakian termudah dapat melalui Desa Mayo.
Kota Ternate dapat dicapai dengan menggunakan pesawat maupun kapal laut. Jika ingin menggunakan pesawat, beberapa maskapai ada yang memiliki rute Jakarta—Manado—Ternate, dan Jakarta—Makassar—Ternate. Jika ingin menggunakan kapal laut, PT. Pelni memiliki rute yang menghampiri Ternate sekali dalam seminggu. Dari pusat Kota Ternate, pengunjung dapat melanjutkan perjalanan ke desa Moya dengan menggunakan angkutan umum. Perjalanan ini, memakan waktu sekitar 30 menit.
Untuk mendaki Gunung Gamalama pengunjung tidak dikenakan biaya apapun.
Dalam rute pendakian menuju puncak Gunung Gamalama, para pendaki akan menjupai tiga pos yang kerap digunakan sebagai tempat beristirahat. Di Desa Moya, hanya ada satu warung kecil. Oleh karena itu, disarankan kepada para pendaki untuk melengkapi perbekalan secukupnya. Selain itu, apabila memerlukan penginapan sebelum atau sesudah pendakian, wisatawan dapat dengan mudah memperolehnya di pusat Kota Ternat.
Makanan Khas Maluku Utara ( Ternate )
Gatang Kenari Ternat
Gatang Kenari Ternate Yang dimaksud dengan Gatang Kenari Kepiting Kenari Yang merupakan salah satu masakan khas daerah Maluku Utara. Setiap masakan Ternate melibatkan kenari baik sebagai bumbu ulek, maupun dirajang.
Gohu Ikan Ternate
Gohu Ikan Ternate Gohu Ikan adalah salah satu makhan khas Ternate yang sangat enak ,pada umumnya di Ternate gohu ikan dibuat dari ikan tuna (yellowfin tuna = Thunnus albacares).
Ringkasan
Maluku utara adalah surga tropis di Indonesia bagian timur.
Inilah tempat wisata bahari, budaya, purbakala, sejarah, dan ada istiadat. Daerah ini pada mulanya adalah bekas wilayah empat kerajaan Islam terbesar di bagian timur Nusantara yang dikenal dengan sebutan Kesultanan Moloku Kie Raha (Kesultanan Empat Gunung di Maluku) yaitu Bacan, Jailolo, Ternate, dan Tidore.
Ibu kota Maluku Utara terletak di Sofifi, Kecamatan Oba Utara. Sejak 4 Agustus 2010 daerah ini menggantikan kota terbesarnya, Ternate, yang berfungsi sebagai ibu kota sementara selama 11 tahun untuk menunggu kesiapan infrastruktur di Sofifi.
Provinsi Maluku Utara terdiri dari 395 pulau besar dan kecil yang tersebar di perairan yang menakjubkan. Pulau yang telah dihuni sebanyak 64 buah dan yang tidak dihuni sebanyak 331 buah.
Salah pulau yang tidak berpenghuni adalah Pulau Dodola. Pulau ini adalah contoh dari pantai tropis yang indah. Pasir putih seluas 16 km mengelilingi pantai dengan airnya yang jernih. Di pulau ini, pengunjung dapat melakukan banyak kegiatan menarik seperti berenang, berjemur, dan menyelam. Pulau Maitara juga menawarkan kehidupan laut yang fantastis. Pulau ini terletak di tengah Pulau Tidore dan Ternate.
Maluku Utara memiliki objek wisata bahari berupa pulau-pulau dan pantai yang indah dengan taman laut serta jenis ikan hias beragam jenis.
Wisata alam seperti batu lubang tersebar hampir di seluruh wilayah. Ada juga hutan wisata sekaligus taman nasional dengan spesies endemik ranking ke 10 di dunia.
Kawasan suaka alam yang terdiri dari beberapa jenis, baik di daratan maupun di perairan laut seperti Cagar Alam Gunung Sibela di Pulau Bacan, Cagar Alam di Pulau Obi, Cagar Alam Taliabu di Pulau Taliabu dan Cagar Alam di Pulau Seho.
Kawasan Cagar Alam Budaya yang memiliki nilai sejarah kepurbakalaan tersebar di wilayah Provinsi Maluku Utara meliputi cagar alam budaya di Kota Ternate, Kota Tidore, Kabupaten Halmahera Barat, Kabupaten Halmahera Tengah, Kabupaten Halmahera Selatan, dan Halmaerah Utara.
Sejarah
Sejarah
Ternate dan Tidore telah dikunjungi para pedagang dari berbagai negara sejak abad ke-16. Bangsa-bangsa Eropa memburu rempah-rempah yang berharga saat itu dan berupaya memonopolinya. Saat ini Rempah-rempah ini masih dianggap berharga tapi tidak seberharga seperti sebelumnya. Pala dan cengkeh berlimpah di sini yang digunakan sebagai bumbu masakan dan permen.
Peninggalan-peninggalan sejarah masa silam antara lain Kadaton Sultan Ternate dan Kadaton Sultan Tidore. Anda dapat melihat warisan kekayaan budaya dan sejarahnya di museum dan kedaton. Anda dapat mengunjungi bangunan yang fantastis yaitu Masjid Sultan yang berbentuk piramida, masjid ini terletak di sebelah selatan istana di Ternate.
Masyarakat dan Budaya
Masyarakat dan Budaya
Seperti di Maluku, masyarakat di sini multietnik terdiri dari 28 sub etnis dengan 29 bahasa lokal. Maluku Utara didominasi oleh Muslim.
Corak kehidupan sosial budaya masyarakat di provinsi Maluku Utara secara umum sangat tipikal yaitu perkawinan antara ciri budaya lokal Maluku Utara dan budaya Islam yang dianut empat kesultanan Islam di Maluku Utara pada masa lalu.
Kehidupan masyarakat Maluku Utara dipengaruhi oleh kondisi wilayahnya yang terdiri dari laut dan kepulauan, perbukitan, dan hutan-hutan tropis. Desa-desa di Maluku Utara umumnya terletak di pesisir pantai dan sebagian besar lainnya berada di pulau-pulau kecil. Oleh sebab itu, pola kehidupan seperti menangkap ikan, berburu, bercocok tanaman, dan berdagang masih sangat mewarnai dinamika kehidupan sosial-ekonomi masyarakat Maluku Utara.
Kuliner
Karena didominasi oleh muslim Anda dapat menemukan banyak makanan halal disini. Tentunya makanan laut berlimpah di sini. Berbagai hidangan nasi dan ikan atut Anda coba. Cicipi juga minuman dingin khas saat cuaca panas.
Makanan khas di Ternate yaitu papeda seperti juga di Papua dapat Anda cicipi di sini. Selain itu ada juga ketam kenari, halua kenari, bagea, ikan asap fufu, dan gohu ikan.